Bunga Rumputku
Bunga
rumputku,
Masihkah
kau setia menanti kabar-kabar dariku
Atau
aku hanya pengisi masa lalumu ?
Tak
hendak aku mengusikmu, tapi apa daya
Adalah
janjiku untuk selalu setia bersapa padamu
Kalaulah
kau tahu bagaimana aku disini…
Kalau
saja kau mengerti “dunia lain” yang kudatangi ini…
Ah,
entahlah tak terkatakan
Di
sebuah kesunyian yang tak biasa
Pada
sebuah pencarian yang tak mudah
Dimana
realitas menampar segala kenaifanku
Disaat
perjumpaan ini mengingatkanku
Betapa
kesadaran dan pengetahuan kita
Taklah
cukup untuk sekedar memahami
Bentuk
sederhana sebuah kehidupan
Di
sini pelan tapi tak padam
Aku
merasakan betapa pedihnya hidup tanpa harapan
Betapa
letihnya ketika masa depan kelam
Apakah
mereka menyadari itu ? entahlah !
Atau
mungkin orang luar saja yang terlalu resah atas mereka
Sedang
mereka sendiri sejatinya tak merasa ada apa-apa..
Ah,
entahlah !
Ingin
rasanya rebah dalam pelukanmu
Seperti
masa-masa indah dulu
Menumpahkan
segala resah dan tanya
Berbagi
dalam ketakpastian
Meski
resah tapi rasanya mesrah
Walau
begitu banyak tanda tanya
Namun
perjumpaan terasa bernyawa
Sayang
beribu sayang, rindu hanya selayang pandang
Nan
jauh disana kau berada
Entah
ingat, entah tidak padaku
Ah,
sudahlah !
Menapaki
selasar lorong kehidupan
Yang
entah kapan ujungnya
Tak
lebih dari penantian-penantian
Begitulah
hidup..
Apakah
kita akan sekedar singgah lalu memilih memikul beban-beban hidup
Atau
menikmati tiap menitnya dengan pilihan-pilihan yang menyenangkan ?
Aku
bertanya pada diriku, syukur-syukur kau juga tengah bertanya pada hatimu,
kekasihku !
Jambi, 27 Maret 2012, kala kerinduan hadir begitu hebat...
Oh my Good, menyedihkan, memilukan, wahai mantan saudaraku,apa kabar stlh bertahun2 bersua lewat media ini, tahukah kamu bahwa ditempat yg pernah kau singgahi bbrapa tahun yg lalu ada seorang yg DEPRESI berkepanjangan hingga saat ini.